Dalam Upaya untuk mendukung pengembangan desa wisata di Bali, Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Perdesaan (MPWD) Universitas Mahasaraswati melakukan kerjasama dengan Pemerintah Desa Batukaang, Kecamatan kintamani, Kabupaten Bangli.
Kerjasama yang diaplikasikan melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema “Penguatan Ekonomi Desa Melalui Peningkatan Kinerja Efektif Masyarakat di Bidang Produktif: Perkebunan Kopi, Jeruk Dan Objek Wisata Cagar Budaya”.
Ketua Kegiatan PKM, Dr.Eng, Putu Edi Yastika mengatakan, kegiatan ini berfokus pada usaha menginventaris potensi desa sebagai dasar dalam penyusunan masterplan desa wisata Batukaang yang mencakup 4 pilar pembangunan kepariwisataan yakni: destinasi, pemasaran, industri, dan kelembagaan.
Desa Batukaang merupakan salah satu desa tua yang terletak di pegunungan Bali. Desa Batukaang memiliki potensi sangat besar sebagai destinasi wisata cagar budaya. Akan tetapi potensi ini belum tersentuh, salah satunya adalah peninggalan arca-arca kuno yang tersebar di beberapa pura suci yang tersebar dipelosok desa.
“Selain potensi cagar budaya, Desa Batukaang juga memiliki potensi alam yang luar biasa,” ungkapnya.
Sebagai salah satu destinasi alam yang berpotensi dalam penguatan ekonomi di desa Batukaang, yaitu air terjun yang hanya berjarak sekitar 400 meter dari pusat desa ini memiliki potensi yang sangat baik sebagai tempat meditasi.
Di tengah kehidupan yang penuh dengan hiruk-pikuk kota besar, semakin banyak orang yang mencari tempat untuk menyepi, bersantai, dan menyatu dengan alam.
“Salah satu tempat yang menawarkan kesempatan untuk bermeditasi dan menemukan kedamaian adalah di sekitar air terjun,” ujar Edi yang juga Kaprodi S2 MPWD.
Selain wisata alam, Batukaang juga merupakan penghasil jeruk dan kopi.
Kopi Desa Batukaang memiliki reputasi yang semakin meningkat sebagai produsen kopi berkualitas tinggi.
“Berdasarkan sumber wawancara dengan warga, desa ini memiliki total luas sekitar 200 hektar yang digunakan untuk pertanaman kopi,” tuturnya.
Area perkebunan ini terbagi menjadi beberapa kebun yang dikelola oleh petani lokal.
Desa Batukaang dikenal dengan produksi kopi Arabika yang berkualitas tinggi.
Beberapa varietas kopi lainnya juga ditanam di daerah ini, termasuk varietas kopi lokal yang unik.
Varian-varian ini memberikan kekayaan cita rasa dan karakteristik kopi yang berbeda.
“Luaran dari kegiatan ini nantinya adalah berupa buku potensi desa dan tata ruang desa yang dapat digunakan untuk basis data yang presisi dalam mengembangkan Desa Batukaang ke depannya,” katanya menerangkan.
Di kesempatan yang sama, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyrakat (LPPM) Unmas Denpasar atas pendaananya melalui skema hibah internal, serta kepada semua civitas akademika MPWD Unmas Denpasar yang terlibat dalam kegiatan ini.